TIPS MEMBELI LENSA BEKAS BAGI PEMULA

, , No Comments


Banyak alasan kenapa orang lebih memilih membeli lensa bekas dibanding lensa baru. Alasan mendasar adalah tentu menghemat budget. Dan saya adalah orang yang pertama angkat tangan untuk urusan budget terbatas, haha..

Beresiko kah? Jangan-jangan cacat, optiknya jamuran, dapet lensa yang bad copy, dll. Nanti dulu sob. Hanya lantaran suatu barang dijual bukan berarti barang tersebut rusak atau cacat kan? Saya ada teman yang punya usaha jual beli mobil bekas. Kebanyakan dari mereka yang menjual mobilnya adalah karena butuh uang segar atau ingin membeli mobil baru tetapi harus menjual mobil lama mereka terlebih dahulu. (uang segar itu kayak gimana Al? pikirin sendiri).

Orang menjual lensa kit karena mereka ingin upgrade ke lensa yang lebih pro. Lempar lensa tele karena baru tau kelebihan lensa prime (ini yang saya alami plus butuh duit juga sik ketika itu). Jual lensa fisheye karena ternyata mereka belum terlalu butuh akan lensa tersebut. Jual lensa macro karena ternyata passionnya bukan di macro photography melainkan lebih ke street photography.

Bisa juga karena “pindah agama”. Misal ya, dari dslr canon beralih ke mirrorless fuji karena kepincut bentuknya yang simple dan ringkas. Otomatis semua lensa-lensa “umat” canon juga ikut dijual. Adalagi alasan seseorang menjual beberapa lensa nya untuk tambahan modal melamar pacarnya (ini bisa saja terjadi). Dan masih banyak lagi alasan orang-orang menjual lensa mereka.

Pengalaman pertama saya terjun ke hobi fotografi tahun 2009 adalah dengan membeli kamera + lensa bekas dari teman. Ini adalah cara yang paling aman dan ideal untuk membeli sebuah lensa bekas. Di sini kita mengetahui riwayat pemakaian serta bisa langsung mencobanya secara leluasa.

Jika pun harus membeli melalui online usahakan kita tetap bertemu langsung dengan penjualnya. Beda ceritanya jika kamu beli lensa baru lewat situs toko kamera yang sudah terkenal. Karena biasanya mereka masih memberi garanasi toko 1-2 hari. Jadi masih ada waktu buat tes secara keseluruhan. Lensa bisa dikirim kembali ke toko jika ada cacat fisik atau cacat lainnya. Pembelian model seperti ini juga beberapa kali saya lakukan, dan sejauh ini Alhamdulillah aman-aman saja.

Ada beberapa cara yang biasa saya lakukan untuk mengetes lensa ketika saya beli dari orang baik itu lensa baru (karena bisa saja lensa baru namun ternyata bad copy) maupun lensa bekas. Misalnya untuk menguji ketepatan auto fokus, saya biasa membawa 4 biji batrai AA yang disusun miring untuk selanjutnya di foto satu persatu.

Jika yang saya fokuskan memotret batrai ke dua namun ternyata hasil foto menunjukan yang tajam adalah batrai pertama / ketiga ini berarti lensa tersebut punya penyakit ‘salah fokus’. Salah fokus atau kurang fokus pada lensa tidak bisa disembuhkan hanya dengan memberinya sebotol Aqua. Ini berbeda, mesti dibawa ke service center nya.

Kemudian langkah selanjutnya periksa kondisi optic lensa apakah ada goresan, debu, jamur, atau bakal jamur. Satu jamur kecil pada lensa dapat memicu tumbuhnya jamur-jamur yang lain. Cara mengetahuinya cukup mengarahkan lensa ke lampu (yang menyala tentunya) lalu kita tilik dari bagian bawahnya. Langkah ini seharusnya cukup mudah karena bisa diliat langsung dengan mata telanjang.

Selanjutnya, pastikan lensa tidak mengalami centering problem. Saya biasa mengujinya dengan memotret dinding yang ada patern nya (jangan dinding polos). Lalu amati hasil fotonya. Jika memungkinkan gunakan laptop untuk men-zoom gambar, jika tidak membawa bisa di zoom langsung di kameranya. Jika foto bagian kanan sama tajamnya dengan bagian kiri maka lensa tersebut InsyaAllah bebas dari penyakit centering problem.

Lalu cek juga focusing ring dan zoom ring. Periksa apakah karetnya masih kencang atau sudah kendor. Begitu pula ketika memutar zoom ring apakah perputarannya cukup smooth atau malah tersendat. Biasanya lensa dengan kualitas premium (seperti seri L pada lensa canon) perputaran zoom ring nya sangat mudah dan ringan walau masih baru. Indikatornya? Zoom ring akan cukup mudah diputar hanya dengan menggunakan satu jari. Agak berbeda dengan lensa third party, zoom ring agak kesat kendati kondisi lensa masih baru.

Namun yang cukup mendasar untuk pengecekan lensa bekas adalah justru pada keseluruhan body lensa. Goresan kecil mungkin masih dapat dimaklumi karena kondisinya memang bekas pakai. Namun jika terlihat cacat seperti bekas kepentok sesuatu bisa jadi lensa tersebut pernah jatuh. Baut pada sambungan juga tidak boleh luput dari pengamatan apakah seperti sudah pernah dibongkar sebelumnya.

Terakhir yang paling utama adalah pastikan kamu membawa cukup uang untuk menebus lensa tersebut. Akan sia-sia jika parameter-parameter di atas sudah dilakukan dengan seksama namun lensa batal dimiliki hanya karena uangnya tidak cukup.

Demikian beberapa tips membeli lensa bekas yang dapat saya bagikan hasil dari pengalaman sendiri maupun dari literatur yang pernah saya baca. Semoga bermanfaat.

0 comments:

Post a Comment